Di
Indonesia, Wushu kini juga mendapat perhatian yang istimewa dari masyarakat,
wushu yang dulu hanya dimainkan oleh orang-orang tua, dan itupun hanya golongan
tertentu kini telah memasyarakat.
Tidak
ada data resmi yang mencatat sejak kapan wushu mulai masuk ke Indonesia, tetapi
sejak puluhan tahun silam telah di mainkan oleh banyak orang dari berbagai kota
besar maupun kecil di Indonesia seperti Medan, Jakarta, Surabaya, Semarang dan
masih banyak lagi daerah lain, tetapi wushu yang berstandar Internasional baru
di kenal dan di populerkan di Indonesia pada akhir Oktober 1992 yang di
prakarsai oleh tokoh olahraga IGK Manila yang kemudian menjadi Ketua Umum PBWI
yang pertama. Manila berhasil membawa wushu Indonesia ke forum Internasional.
Banyak
cerita menarik yang mengawali berdirinya wushu berstandar internasional di
Indonesia. Sebagai pendobrak tentu saja Manila harus menghadapi berbagai tantangan
di tengah ketidak mengertian tentang seluk beluk olahraga ini.
Kisah
berdirinya wushu Indonesia di mulai ketika kontingen Malaysia, Filipina, dan
Singapura begitu seenaknya menyabet medali emas di arena SEA Games 1991
Singapura, Melihat kenyatan itu , Ketua umum KONI Pusat ketika itu, Surono
merasa iri dan melihat bahwa cabang wushu memiliki prospek yang sangat cerah di
Indonesia. Mengapa Indonesia tidak mampu berbuat seperti Negara-negara tesebut?
Sebab di Indonesia ketika itu tidak ada badan resmi anggota KONI yang menangani
atau mengurusi masalah Wushu, Bahkan Indonesia belum mengenal Wushu ketika itu.
Begitu
SEA Games usai, sesuai dengan wewenangnya maka Ketua Umum KONI Pusat Surono
meminta agar didirikan wushu yang benar di Indonesia, yakni wushu yang memenuhi
standart Internasional dan IGK Manila di tugaskan untuk itu.
Secara
perlahan tetapi pasti duet Manila dan Mediteransjah mengulurkan tangan ke
daerah-daerah , mengajak semua pecinta wushu di Indonesia agar bahu membahu
membentuk organsasi wushu yang benar dengan mengikuti ketentuan International.
Ibarat pepatah pucuk di cinta ulam pun tiba, ajakan itu mendapat sambutan
hangat dari berbagai daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan terutama
Sumatera Utara, dengan tangan terbuka menerima ajakan itu,. Maka terbentuklah
apa yang dinamakan Pengurus Besar Wushu Indonesia (PBWI) dan tanggal 10
November 1992 di tetapkan sebagai hari lahirnya PBWI tersebut.
Manila
bertindak selaku Ketua Umum dan Mediteransjah selaku Sekretaris Jenderal dan
mencatat aneka peristiwa baik yang manis maupun yang pahit, kenangan manis di
antaranya adalah keberhasilan atlet wushu asal Medan, Jainab yang meraih juara
kedua alias peraih medali perak di kejuaraan dunia 1995 di Baltimore, Amerika
Serikat.
Tentu
saja itu merupakan prestasi yang luar biasa, karena ketika itu wushu berstandar
International baru berkiprah 3 tahun di bumi Indonesia. Sejak saat itu
perbendaharaan prestasi olahraga di Indonesia forum dunia bertambah menyusul
cabang olahraga lainnya yang berumur jauh lebih tua seperti bulu tangkis,
panahan, bridge dan lain-lain Pantaslah kalau ada orang yang bertanya-tanya
ketika itu, apakah benar Jainab memang hebat.
Keberhasilan
Jainab merebut medali perunggu dia Asian Games Bangkok 1998 juga membuktikan
bahwa potensi atlet asal Medan itu memang luar biasa, Mengapa hanya perunggu?
Itu cukup membanggakan. Sebab juara dunia wushu hampir seluruhnya berasal dari
negeri China dan tentu saja mereka juga berusaha membabat semua medali emas
Asian Games. Tak pelak lagi bahwa sukses atau keberhasilan pembinaan. Orang
yang punya peran paling besar di balik semua itu adalah Supandi Kusuma. Ketua
Umum Pengurus Daerah Wushu Sumatera Utara yang sehari-hari melatih jainab
dengan tangannya sendiri.
Menjelang
SEA Games XXI/2001, Pengda Daerah Wushu Sumatera Utara di beri kepercayaan
menjadi pelaksana pusat latihan (training centre) dan tentu saja Master Supandi
Kusuma yang juga Ketua Pengurus Daerah menjadi kordinator pelatih sekaligus
penanggung jawab latihan. Sejarah mencatat aneka peristiwa perjalanan panjang
wushu berstandar Internasional di Indonesia. Wushu di Indonesia tetap tegar,
berdiri tegak seiring dengan tekad semua pihak yang terkait dan tentu saja
orang-orang yang tetap setia menangani olahraga ini.
Sumber
: Wikipedia