Seperti
telah disinggung sebelumnya, ada banyak aliran Karate di Jepang, dan sebagian
dari aliran-aliran tersebut sudah masuk ke Indonesia.
Adapun
ciri khas dan latar belakang dari berbagai aliran Karate yang termasuk dalam
"4 besar JKF" adalah sebagai berikut:
1. Shotokan
Shoto
adalah nama pena Gichin Funakoshi, Kan dapat diartikan sebagai gedung/bangunan
- sehingga shotokan dapat diterjemahkan sebagai Perguruan Funakoshi. Gichin
Funakoshi merupakan pelopor yang membawa ilmu karate dari Okinawa ke Jepang.
Aliran Shotokan merupakan akumulasi dan standardisasi dari berbagai perguruan
karate di Okinawa yang pernah dipelajari oleh Funakoshi. Berpegang pada konsep
Ichigeki Hissatsu, yaitu satu gerakan dapat membunuh lawan. Shotokan
menggunakan kuda-kuda yang rendah serta pukulan dan tangkisan yang keras.
Gerakan Shotokan cenderung linear/frontal, sehingga praktisi Shotokan berani
langsung beradu pukulan dan tangkisan dengan lawan.
2. Goju-ryu
Goju
memiliki arti keras-lembut. Aliran ini memadukan teknik keras dan teknik
lembut, dan merupakan salah satu perguruan karate tradisional di Okinawa yang
memiliki sejarah yang panjang. Dengan meningkatnya popularitas Karate di Jepang
(setelah masuknya Shotokan ke Jepang), aliran Goju ini dibawa ke Jepang oleh
Chojun Miyagi. Miyagi memperbarui banyak teknik-teknik aliran ini menjadi
aliran Goju-ryu yang sekarang, sehingga banyak orang yang menganggap Chojun
Miyagi sebagai pendiri Goju-ryu. Berpegang pada konsep bahwa "dalam
pertarungan yang sesungguhnya, kita harus bisa menerima dan membalas
pukulan". Sehinga Goju-ryu menekankan pada latihan SANCHIN atau pernapasan
dasar, agar para praktisinya dapat memberikan pukulan yang dahsyat dan menerima
pukulan dari lawan tanpa terluka. Goju-ryu menggunakan tangkisan yang bersifat
circular serta senang melakukan pertarungan jarak rapat.
3. Shito-ryu
Aliran
Shito-ryu terkenal dengan keahlian bermain kata terbukti dari banyaknya kata
yang diajarkan di aliran Shito-ryu, yaitu ada 30 sampai 40 kata, lebih banyak
dari aliran lain. Namun yang tercatat di soke/di Jepang ada 111 kata beserta
bunkainya. Sebagai perbandingan, Shotokan memiliki 25, Wado memiliki 17, Goju
memiliki 12 kata. Dalam pertarungan, ahli Karate Shito-ryu dapat menyesuaikan
diri dengan kondisi, mereka bisa bertarung seperti Shotokan secara frontal,
maupun dengan jarak rapat seperti Goju.
4. Wado-ryu
Wado-ryu
adalah aliran Karate yang unik karena berakar pada seni beladiri Shindo
Yoshin-ryu Jujutsu, sebuah aliran beladiri Jepang yang memiliki teknik kuncian
persendian dan lemparan. Sehingga Wado-ryu selain mengajarkan teknik Karate
juga mengajarkan teknik kuncian persendian dan lemparan/bantingan Jujutsu. Di dalam
pertarungan, ahli Wado-ryu menggunakan prinsip Jujutsu yaitu tidak mau mengadu
tenaga secara frontal, lebih banyak menggunakan tangkisan yang bersifat
mengalir (bukan tangkisan keras), dan kadang-kadang menggunakan teknik Jujutsu
seperti bantingan dan sapuan kaki untuk menjatuhkan lawan. Akan tetapi, dalam
pertandingan FORKI dan JKF, para praktisi Wado-ryu juga mampu menyesuaikan diri
dengan peraturan yang ada dan bertanding tanpa menggunakan jurus-jurus Jujutsu
tersebut.
Sedangkan
aliran Karate lain yang besar walaupun tidak termasuk dalam "4 besar
JKF" antara lain adalah:
5. Kyokushin
Kyokushin
tidak termasuk dalam 4 besar Japan Karatedo Federation. Akan tetapi, aliran ini
sangat terkenal baik di dalam maupun di luar Jepang, serta turut berjasa
memopulerkan Karate di seluruh dunia, terutama pada tahun 1970an. Aliran ini
didirikan oleh Sosai Masutatsu Oyama. Nama Kyokushin mempunyai arti kebenaran
tertinggi.
Aliran
ini menganut sistem Budo Karate, dimana praktisi-praktisinya dituntut untuk
berani melakukan full-contact kumite, yakni tanpa pelindung, dan menyerang
secara frontal, untuk mendalami arti yang sebenarnya dari seni bela diri karate
serta melatih jiwa/semangat keprajuritan (budo), aliran ini juga sering dikenal
sebagai salah satu aliran karate paling keras.
Tidak
seperti kebanyakan aliran karate yang sudah berfokus pada olahraga, dimana
dalam pertandingannya menerapkan sistem tidak kontak langsung dan hasil yang
ditentukan oleh poin, Kyokushin masih berpegang teguh pada sistem tradisional,
terlihat dari sistem pertandingan kumite pada kejuaraan Kyokushin yang
menerapkan pertarungan full contact dan boleh membuat Knock Out (KO) lawan.
Aliran
ini menerapkan hyakunin kumite (kumite 100 orang) sebagai ujian tertinggi,
dimana karateka diuji melakukan 100 kumite berturut-turut tanpa kalah. Sosai
Oyama sendiri telah melakukan kumite 300 orang. Adalah umum bagi praktisi
aliran ini untuk melakukan 5-10 kumite berturut-turut.
6. Shorin-ryu
Aliran
ini adalah aliran Karate yang asli berasal dari Okinawa. Didirikan oleh Shoshin
Nagamine yang didasarkan pada ajaran Yasutsune Anko Itosu, seorang guru Karate
abad ke 19 yang juga adalah guru dari Gichin Funakoshi, pendiri Shotokan
Karate.
Dapat
dimaklumi bahwa gerakan Shorin-ryu banyak persamaannya dengan Shotokan.
Perbedaan yang mencolok adalah bahwa Shorin-ryu juga mengajarkan bermacam-macam
senjata, seperti Nunchaku, Kama dan Rokushaku Bo.
7. Uechi-ryu
Aliran
ini adalah aliran Karate yang paling banyak menerima pengaruh dari beladiri
China, karena pencipta aliran ini, Kanbun Uechi, belajar beladiri langsung di
provinsi Fujian di China. Oleh karena itu, gerakan dari aliran Uechi-ryu Karate
sangat mirip dengan Kungfu aliran Fujian, terutama aliran Baihequan (Bangau
Putih).
Sumber
: Wikipedia