Lompat jauh dapat dilakukan dengan beberapa
jenis gaya, salah satunya gaya berjalan di udara. Gaya ini disebut juga gaya
menendang.
Dengan gerakan kaki yang memutar ke depan
atau berjalan saat melayang di udara akan memudahkan pelompat dalam
mempersiapkan pendaratan.
Dalam melakukan gaya ini, tungkai diayun
dengan kuat tinggi ke depan. Pada saat melakukan tolakan, tungkai lurus ke
bawah dan dibawa ke belakang badan dengan lutut ditekuk.
Gerak tungkai ayun
masih terangkat sampai posisi horizontal, sehingga posisi kedua tungkai
terlihat seperti sedang berjalan atau berlari. Kemudian, tepat sebelum
mendarat, tangan dibawa ke belakang tubuh dan diayunkan ke depan dengan kuat,
sementara kaki dipersiapkan untuk mendarat.
1. Teknik
Dasar Lompat Jauh
Keseluruhan rangkaian gerak teknik lompat
jauh terbagi dalam awalan, tolakan, melayang di udara, dan pendaratan.
Teknik-teknik dasar ini harus dikuasai dengan baik untuk mendapatkan koordinasi
gerak yang baik sehingga menghasilkan jarak lompatan yang jauh.
a. Awalan
Awalan lari dilakukan dengan meningkatkan
kecepatan lari, tetapi masih terkendali untuk melakukan tolakan. Pada saat
mendekati papan tolakan, yaitu sekitar 3–5 langkah terakhir dipersiapkan untuk
mengalihkan kecepatan gerak horizontal (lari awalan) kepada kecepatan vertikal
(tolakan) dengan langkah yang terakhir pendek.
b. Tolakan
Tolakan dilakukan sebagai tahap pengalihan
telapak kaki tolak untuk lepas landas. Tujuannya, yaitu menghasilkan gerak
mengangkat tubuh ke atas untuk gerak melayang di udara. Saat akan melakukan
tolakan, kaki tolak sedikit dibengkokkan, menapakkan kaki, dan meluruskan
tungkai untuk lepas landas. Gerakan tolakan memerlukan kecepatan, kekuatan, dan
koordinasi gerakan yang memadai sehingga gerakannya lebih efektif.
c. Melayang di Udara
Gerakan kaki yang berjalan selama melayang di
udara akan memudahkan Anda untuk mempersiapkan pendaratan yang baik. Hal-hal
yang harus diperhatikan saat melakukan gerak melayang di udara adalah sebagai
berikut:
1)
Memelihara keseimbangan badan saat melayang.
2)
Mengusahakan tahanan udara sekecil mungkin.
3)
Mengusahakan melayang di udara selama
mungkin.
4)
Mempersiapkan kaki untuk pendaratan.
d. Pendaratan
Pendaratan dilakukan dengan persiapan
menundukkan kepala, mengayun lengan, dan membawa pinggang ke depan. Dengan
demikian, pada saat pendaratan, anggota badan yang lain tidak menyentuh pasir
lebih belakang daripada kaki. Apabila harus menyentuh pasir, perkenaan dengan
pasir harus lebih depan dari kaki.
Untuk meningkatkan kemampuan penguasaan
teknik lompat jauh, Anda harus memerhatikan faktor-faktor yang menentukan hasil
lompatan seseorang, di antaranya sebagai berikut:
1)
Penentuan jarak awalan yang tepat
2)
Penentuan irama lari awalan
3)
Kemampuan menolak dan lepas landas
4)
Kemampuan gerak melayang
5)
Kemampuan gerak pendaratan
2.
Peraturan Dasar Lompat Jauh
Berikut ini beberapa peraturan dasar dalam
lompat jauh:
a.
Lintasan Lari Awalan
Panjang lintasan lari awalan minimal 40 m,
sementara lebarnya minimal 1,22 m dan maksimal 1,25 m. Lintasan dibatasi dengan
garis putih selebar 5 cm di sebelah kanan dan kirinya.
b. Papan
Tolak
Papan tolak berbentuk segi empat, terbuat
dari kayu atau bahan lain yang sesuai dan di cat putih. Papan tolakan ditanam
tidak kurang dari 1 meter dari tepi dekat tempat pendaratan. Jarak papan tolak
dengan sisi terjauh dari tempat pendaratan minimal 10 m.
Ukurannya adalah sebagai berikut:
Panjang = 1,21–1,22 m
Lebar = 1,98–2,02 dm
Tebal = 1,00 dm
Papan tolak harus ditanam di tanah, bagian
atasnya rata dengan tanah lintasan lari dan tempat pendaratan. Di belakang
garis tolakan dipasang papan plastisin atau bahan lain yang sesuai, yang
berfungsi sebagai pencatat injakan kaki pelompat yang salah dan membekas di
papan tersebut.
c.
Bak Pendaratan
Lebar bak pendaratan minimal 2,75 m. Bak
pendaratan harus diisi dengan pasir yang lembut dan basah. Permukaan atasnya
harus datar dan rata dengan permukaan papan tolak.
3.
Peraturan Perlombaan Lompat Jauh
Dalam perlombaan lompat jauh, terdapat
beberapa aturan khusus sebagai berikut:
a.
Jika jumlah peserta lebih dari 8 peserta,
tiap peserta diberi tiga kali kesempatan melompat dan kemudian diambil 8
pelompat dengan hasil lompatan terbaik. Jika hasil lompatan yang sama pada
urutan yang kedelapan, maka diberikan tiga kali kesempatan lompatan kepada
masing-masing pelompat. Jika jumlah peserta 8 orang atau kurang, setiap peserta
diberikan 6 kali kesempatan lompatan.
b. Seorang
pelompat dinyatakan gagal apabila melakukan hal-hal berikut:
1)
Menyentuh tanah di belakang garis batas
tumpuan dengan bagian tubuh manapun, baik sewaktu membuat ancang-ancang lompat
maupun sewaktu lari kencang tanpa membuat tolakan.
2)
Menolak dari luar ujung balok tumpuan, baik
sebelum maupun sesudah garis perpanjangan garis tumpuan.
3)
Pada waktu mendarat, pelompat menyentuh tanah
di luar zona pendaratan atau bak lompat sebelum melakukan pendaratan yang benar
pada bak pendaratan.
4)
Sesudah melompat dengan sempurna, pelompat
berjalan balik melalui bak lompat.
5)
Mendarat dengan melakukan suatu gerakan
salto.
c. Semua lompatan harus diukur dari tempat bekas
pendaratan di bak lompat ke balok tumpuan. Cara pengukuran harus tegak lurus
dengan garis tumpuan atau perpanjangannya. Pengukuran dilakukan dari sisi bekas
pendaratan yang terdekat dengan balok tumpuan lalu ditarik lurus ke sisi balok
tumpuan yang dekat dengan bak lompat.